

Duferrez Putra Devis
Taruna STMKG Prodi Instrumentasi-MKG


Di tengah genapnya 30 September`65
Tinta merah datang menyentuh
Menekan mendesak waktu mengada
Detik seakan kehilangan denyutnya
Meraba nasib di keheningan takdir
Berjalan di antara retakan asa yang memudar
Jarum waktu seakan menusuk
Memaki hari yang kain berdebu
Bersatu mendetak bersama denyutan nadi
Melontarkan nada kedukaan yang kian mencaci
Tiga puluh September`65 seketika mengganjil
Tertekan hadir yang mengaung
Malam terdesak menjerit kaku
Kebisuan angin manjadi saksi
Ajal meraung bertahta
Menandingi bulan yang perkasa
Detik kembali menegur
Pelor telah lepas dari bedilnya
Berirama,menari,menerjang angin
Membentur keras di kulit pahlawanku
Menembus daging menekan tulang
Menggetar darah jatuh bercucuran
Memaksa raga itu memeluk tanah, buat selamanya
Pelor itu, merengut nyawa dari tubuhnya
Pahlawanku telah hilang
Lenyap meninggalkan raga
Meninggalkan keluarga
Meninggalkan negeri
Meninggalkan segala materi duniawi
Takdir menyeret raga itu menghadap sosok lubang yang buas
Senyum itu dilunturkan reruntuan kerikil yang gugur bersamamu
“Pahlawanku yang gagah perkasa!”
“Ingat,Kau tidak mati sia-sia!”
“Negeri,bangsa ini mangangguk akan pengorbananmu”
Takjub akan keikhlasanmu mengada
Kegigihanmu kan terus bersemayam di benat bumi pertiwi
Bumi yang telah kau lindungi
Bisikan angin malam itu
Melintaskan perjuanganmu yang telah berlalu ditelan waktu
Yang tak sedetikpun menakuh butiran emas
Tulus mengakar dalam jiwa
Perjuanganmu yang terukir indah di permukaan sanubariku
Dikepiluan malam itu,ku hanya mampu lontarkan sebuah kata
Selamat jalan pahlawanku.
Manna, 3 Maret 2018